*
$tBur
`ÏB
7p/!#y
Îû
ÇÚöF{$#
wÎ)
n?tã
«!$#
$ygè%øÍ
ÞOn=÷ètur
$yd§s)tFó¡ãB
$ygtãyöqtFó¡ãBur
4
@@ä.
Îû
5=»tGÅ2
&ûüÎ7B
ÇÏÈ
“Dan tidak ada suatu binatang melata[709] pun di bumi melainkan
Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu
dan tempat penyimpanannya[710]. semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh
Mahfuzh).” (QS. Huud : 6)
[709] Yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk
Allah yang bernyawa.
[710] Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat berdiam
di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan ialah akhirat. dan menurut sebagian
ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam ialah tulang sulbi dan tempat
penyimpanan ialah rahim.
Semua
makhluk hidup yang ada di jagad raya ini telah diatur sedemikian terpampang
dalam Lauh Mahfudz. Allah adalah dzat yang Maha Adil karena Allah memberikan
kelebihan dan kekurangan seorang hambanya sesuai dengan kadar kemampuan hamba
tersebut. Termasuk rezeki yang telah Allah berikan sama seluruh hambanya. Namun
dalam realisasi rezeki tersebut tergantung dari bagaimana usaha-usaha yang
dilakukan seorang hamba.
Dalam
sebua pengibaratan sebuah air penuh rata dalam beberapa bak, untuk menumpahkan
air itu perlu batu. Semakin batu itu besar volumenya maka air yang keluar pun
akan semakin banyak. Air diibaratkan rezeki yang sama diberikan Allah pada
setiap insan. Sedangkan batu ibarat usaha merealisasikan rezeki tersebut.
Semakin besar usaha, semakin gigih berjuang maka apa yang ingin dicapainya
pasti terlaksana.
Jadi
sebagai muslim seharusnya kita selalu semangat menggapai rezeki Allah Swt.
Dengan kegigihan yang lebih ditingkatkan lagi dari sebelumnya. Tua muda, besar
kecil badannya, beda ras, warna kulit harus selalu semangat. Karena rezeki itu
tidak hanya tentang finansial atau ekonomi saja. Atau yang lebih familiar tak
hanya identik dengan uang saja. Namun rezeki itu selain finansial, ilmu dan
kebahagiaan-kebahagian lainnya.
Bagi
kaum tua atau yang telah berumur bahkan tinggal menanti pensiun jika berbicara sukses meraih rezeki harus sudah sewajarnya
mereka dapat. Karena mungkin banyak pengalaman yang telah beliau jadikan
pelajaran. Namun tak dapat dipungkiri banyak para pemuda yang telah sukses dalm
usia yang belia. Mereka mampu memenejemen waktu dengan baik. Mereka juga yang
memanfaatkan setiap peluang dalam setiap waktu. “Tua kaya itu sudah biasa atau
sewajarnya, tappi muda kaya super luarbiasa”.
0 komentar:
Post a Comment