Sa'ad bin Abi Waqqash
berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, "Ya Rasulullah,
siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?" Nabi Saw menjawab,
"Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru
(menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamnya
tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia
diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di
muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari)
Dari hadis diatas
tentulah sepakat dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi atau kuat agamanya
seseorang, maka akan semakin besar dan berat ujiannya. Begitupun sebaliknya,
semakin rendah atau lemah agama seseorang
maka ujiannya pun kecil dan mudah dan bahkan tidak diuji sama sekali.
Pernyataan di atas sinkron dengan pengibaratan seorang pemimpin atau seorang
yang derajatnya semakin tinggi. Yaitu “semakin tinggi sebuah pohon semakin
tinggi pula terjangan anginnya”.
Dalam kehidupan ini
tentulah kita sering mengalami banyak masalah atau musibah? Namun sebenarnya
itu bukan musibah kawan. Melainkan ujian Allah kepada kita dan menjadi tanda
bahwa Allah sangat sayang dengan kita yang sedang diuji. Bagaimana tidak? Dapat
diambil contoh seseorang mengikuti ujian tengah semester atau akhir semester.
Mereka harus hadapi dengan belajar dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakannya.
Apabila dalam pengumuman nilai sesorang itu lulus maka dia akan dapat status
bahwa dia lulus ujian dengan baik. Dia juga mendapat derajat yang bertambah
lebih tinggi lagi dari sebelum ia mengikuti ujian. Hal seperti ini pun sama
persis dengan kehidupan ini. Masalah atau musibah adalah ujian dan hal yang
harus dilakukan pastinya adalah menghadapinya dengan sepenuh hati. Dengan
keyakinan bahwa setiap masalah atau musibah adalah ujian yang pasti ada
solusinya. Serta semakin tinggi derajat seseorang yang diuji di sisi Allah
‘Azza wa jalla.
Seseorang yang
dikehendaki Allah Swt. Kebaikan maka Dia akan mengujinya dengan ujian demi
ujian yang akan menguatkannya. Sesuai dengan sabda Rasulullah Saw. “Barangsiapa
dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu
musibah).“(HR. Bukhari)
Namun sebaliknya,
seandainya kita pasrah dan tak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan dan
menghadapi ujian itu maka kemungkinan lulus atau derajat yang diraihnya pun
hanya stagnan bahkan terkadang menurun. Ingatlah kawan, bahwa setiap soal pasti
ada jawabannya dan setiap jawaban akan menambah pengalaman dan pengetahuan kita
(setiap masalah atau musibah pasti ada solusinya dan dari solusi itu akan
menambahkan tingkat keimanan sesorang yang diuji).
Kita sering dengar
kalimat seperti ini “hadapilah masalah atau musibah dengan sabar”. Menurut
saya memang dalam menghadapi masalah seseorang harus bersabar. Namun dalam bersabar itu perlunya berfikir mengatasi
masalah itu dengan trik-trik yang jitu. Tak sedikit dari kebanyakan orang
mengahadapi masalah dengan sabar namun mengartikan sabar itu dengan diam dan
pasrah. Hey kawan... itu tidak benar! Masalah adalah ujian yang harus dihadapi
dan pasti ada solusinya. So.. bagi seseorang yang mempunyai masalah tentunya
harus semakin yakin bahwa pasti ada solusinya. Allah Swt. Telah menjelaskan dalam
sebuah firmannya.
¨bÎ*sù yìtB Îô£ãèø9$# #·ô£ç ÇÎÈ ¨bÎ) yìtB Îô£ãèø9$# #Zô£ç ÇÏÈ
karena
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,. Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-Insyirah: 5-6).
Dari
ayat tersebut dapat diambil hikmah bahwa yang namanya masalah atau musibah itu
kesulitan/ kesusahan. Dan setelah kesusahan pasti ada kemudahan seperti contoh
di atas seseorang yang mengikuti ujian pasti mengalami kesulitan namun setelah
ujian itu naik derajatnya bagi yang lulus. Seperti IP tertinggi atau berubah
status dari semester I ke semester II dan seterusnya.
Dari
ayat di atas juga maknanya sampai diulang dua kali dalam beda ayat. Itu cukup
membuktikan bahwa penting keyakinan bahwa setiap masalah atau musibah adalah
ajang untuk meningkatkan derajat diri di sisi Allah ‘Azza wa jalla. Jadi jangan
takut dengan masalah, jangan memaknai bersabar dengan diam ataupun pasrah.
Namun maknailah sabar sebagai berfikir mencari solusi pemecahan masalah
tersebut.
Bagi
yang galau perasaannya karena masalah. Baik masalah jodoh, karir, kuliah,
sekolah atau berbisnis serta yang lainnya tetaplah mencoba untuk selalu positif
thinking saja. Yang dalam Islam dikenal dengan sebutan Husnudzan, bahwa
setiap masalah akan ada solusinya. Bahkan kalau bisa tantanglah masalah itu
agar datang. Jangan sampai kita yang menunggu masalah datang baru kita lakukan action.
Namun cobalah tantang masalah itu lebih dahulu. Loh kok demikian? Iya..
karena kalau kita menunggu masalah saja, solusi yang kita dapat hanya sebatas
masalah itu saja. Lain halnya apabila kita menntang masalah. Satu kita dapat
solusi dan kedua kita lebih siap dalam masalah apapun. Karena tingkat keyakinan
kita pun bertambah Pede saja. So.. ayo gerakkan hati, pikiran untuk
menantang masalah. Karena dibalik masalah tersimpan berkah lakasana bunga yang
merekah di pagi yang cerah nan indah.
Dalam
sebuah hadits riwayat Thabrani disebutkan bahwa “Seorang
hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya
dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia
mencapai derajat itu.” (HR. Ath-Thabrani). Jadikanlah
hadits terbsebut peyemangat bahwa andaikata seseorang tak dapat menggapai
derajat di surga dengan amal-amal kebaikannya maka agar seseorang itu dapat
mencapainya Allah ‘Azza wa Jalla mengujinya dengan cobaan-cobaan. Jadi amat
bersyukurlah seseorang yang sampai detik ini cobaan-cobaan itu menghiasi
hidupnya. Semakin banyak ujian maka semakin banyak pula derajat yang akan ia
dapatkan. Dalam tanda kutip derajat itu tak hanya di dunia saja, melainkan
sampai di surga yang kekal abadi.
0 komentar:
Post a Comment