Hembusan
angin pagi menyelimuti setiap kulit ari. Udara sejuk pagi itu memeluk setiap
makhluk yang bernyawa atas anugerah sang Ilahi rabbi. Pohon kopi ternyata telah
bangun lebih dahulu daripada yang lainnya. Pepohonan telah siap dengan alat
fotosintesisnya yaitu daun untuk menyerap cahaya segar sang mentari. Walaupun
sang mentari di daerah itu selalu terlambat muncul. Itu diakibatkan tebalnya kabut
yang selalu memeluk bukit-bukit yang tinggi di sekitar kawasan Lampung Barat
tepatnya daerah Talang Ekong. Entah bagaimana daerah tersebut identik dengan
nama Talang? Ada yang Talang Warsim, Talang Jami’ dan masih banyak lagi Talang
yang lainnya.
Daerah
kawasan yang masih sangat sejuk dan nyaman. Sedikit pun tiada polusi maupun
pencemaran. Daerah yang berbukit-bukit yang masih jauh dari pusat keramaian.
Bahkan masih banyak bukit belukar belantara yang utuh dengan satwanya.
Mayoritas penghuni belukar itu kang mas Babi alias Celeng yang masih saudara
dengan Patkai. Udara masih segar alami seakan satu hirup udara pun terasa cukup
untuk sebulan. Kicauan burung pun masih sangat beragam dan saling sahut
menyahut satu sama lain. Bahkan walupun berbeda jenis burung sekalipun. Kicauan
mereka hingga menggema disetiap lembah menjdi sebuah nyanyian yang penuh indah.
Mereka terlihat akrab dan rukun walaupun berbeda-beda. Apa mungkin mereka
selalu mengamalkan pesan-pesan dari kakeknya sang Burung Garuda? Kok bisa
begitu ya? Dikarenakan sang burung Garuda selalu membawa dengan cengkeramannya
sehelai pita bertulis Bhinneka Tunggal Ika. Subhaanallah ternyata umat
burung sangat patuh terhadap pesan kakeknya ya?? Walaupun berbeda-beda namun
tetap satu jua.
Gemuruh
air sungai yang mengalir pun menambah panorama nan indah tiada tandinganya. Air
yang begitu bening, sejuk, segar dan alami. Memancar dari sumber air bukit.
Bebatuan besar dan kecil yang selalu mengawal laju setiap arus air itu. Sesekali
aliran berkelok-kelok meliuk diantara bebatuan besar dan kecil. Pepohonan
rindang nan hijau menambah semangat arus air segar itu. Sumber air itu
satu-satunya sumber air yang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari warga
sekitarnya. Bukan hanya warga, bahkan seluruh makhluk hidup yang mendiami
daerah tersebut. Seperti burung, monyet, babi, ikan, hewan melata dan lain
sebagainya.
0 komentar:
Post a Comment