Gerakan Menuju Pos Cita-cita "Cerpen, Puisi, Traveller, Motivasi dan Gaya Hidup menjadi tautan asa dalam sebuah Selasar Nektar Kata"

Semesta

Monday, February 22, 2016

Cerpen 5 Paragraf belajar dari Spoila.net "KETIKA DANU DITINGGAL DANAU" (Ini Karyaku, Mana Karyamu)


Suatu pagi yang dingin penuh embun memeluk dedaunan. Semilir angin membuat setiap tubuh bersuhu dingin dalam gigil. Dari sekian banyak orang yang berlalu-lalang di jalan. Hanya seorang saja yang terdiam membatu seperti patung. Ia terbiasa dengan kedinginan seperti itu. Dengan jaket hitam nan lusuh itu setiap pagi ia duduk memandangi danau dari pinggiran jalan itu. Letak jalan itu termasuk dataran tinggi, sehingga ia dengan mudah memandang jauh ke area danau. Danau itu terlihat sangat indah dan membiru dari kejauhan. Sesekali pemuda tampan itu tersenyum dengan keindahannya.
Keesokan harinya, pemuda bernama Danu itu melakukan hal yang sama. Yaitu melihat pemandangan indah danau. Namun ia terkejut ketika melihat danau yang sering ia jumpai, danau pelebur sedihnya, danau kesayangannya sirna. Di sana tak ada sedikit pun air atau tanda-tanda adanya bencana kekeringan. Atau ada yang sengaja mengurasnya. Danau itu hilang sangat misterius.
Pemuda itu semakin tidak nyaman dengan hidupnya. Ia selalu terbayang pemandangan indah danau yang kini telah sirna. Setelah berpikir dan meratapi begitu lama. Akhirnya timbul ide untuk kembali melanjutkan kebahagiaannya. Ia mulai mempersiapkan ember-ember yang ia punya. Pemuda itu mengisi danau itu dengan air-air sumur menggunakan ember. Pemuda itu sangat optimis meraih tujuannya akan danau itu. Lima hari berlalu danau itu pun penuh dengan air. Namun harapan tak sesuai dengan kenyataan. Danau itu kembali berisikan air. Hanya saja keindahan flora dan faunanya tak seindah dahulu.
Karena melihat kondisi danau yang mulai tercemar. Serta tiada flora dan fauna yang menghiasinya. Maka pemuda itu memutuskan untuk menutup danau dengan tanah. Ia ingin benar-benar melupakan danau indah selama-lamanya. Dengan sekuat tenaga ia mencangkuli gunung untuk menimbun danau.
Hingga pada akhirnya pemuda itu terkejut tak mengenali tempat tinggalnya. Dia tak akan pernah melihat danau lagi. Sekarang ia pun tak akan pernah melihat gunung lagi. Ia hanya bisa meratapi nasibnya yang malang. Ingatlah kawan, jika kau mencintai sesuatu maka janganlah berlebihan hingga membuat sesuatu yang mencintaimu kau hancurkan.


Share:

0 komentar:

Post a Comment

GEMPITA, Wahid Najmun Al-Farisi (Musafir Ilmu dan Cinta). Powered by Blogger.

Text Widget

"Jadilah sebaik-baik manusia, dengan selalu berbuat baik tanpa takut tak dihargai, tanpa takut tak mendapat balasan. Karena berbuat baikmu hanya ikhlas kepada Tuhan dan atas dasar kemanusiaan. Bukan karena satu pemikiran, satu agama, satu pandangan. Namun hanya satu tujuan untuk berbuat kebaikan kepada sesama."

Reriak Jiwa

Wikipedia

Search results

Sample Text

Jadikan setiap yang anda lihat, dengar dan rasakan menjadi pelajran berharga dalam hidup. Guru terbaik sepanjang zaman adalah Pengalaman. Tak peduli apakah itu pengalaman gagal atau kesuksesan.

"Tulisan adalah nyawa kedua setelah kematian"

Cloud Label

Video (4)

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Followers

Total Pageviews

Powered By Blogger

Label


Religion

Religion

Blog List

Translate

Labels

Blog Archive

Blogger templates