Suatu pagi yang dingin penuh embun memeluk dedaunan. Semilir angin
membuat setiap tubuh bersuhu dingin dalam gigil. Dari sekian banyak orang yang
berlalu-lalang di jalan. Hanya seorang saja yang terdiam membatu seperti
patung. Ia terbiasa dengan kedinginan seperti itu. Dengan jaket hitam nan lusuh
itu setiap pagi ia duduk memandangi danau dari pinggiran jalan itu. Letak jalan
itu termasuk dataran tinggi, sehingga ia dengan mudah memandang jauh ke area
danau. Danau itu terlihat sangat indah dan membiru dari kejauhan. Sesekali
pemuda tampan itu tersenyum dengan keindahannya.
Keesokan harinya, pemuda bernama Danu itu melakukan hal yang sama. Yaitu
melihat pemandangan indah danau. Namun ia terkejut ketika melihat danau yang
sering ia jumpai, danau pelebur sedihnya, danau kesayangannya sirna. Di sana
tak ada sedikit pun air atau tanda-tanda adanya bencana kekeringan. Atau ada
yang sengaja mengurasnya. Danau itu hilang sangat misterius.
Pemuda itu semakin tidak nyaman dengan hidupnya. Ia selalu terbayang
pemandangan indah danau yang kini telah sirna. Setelah berpikir dan meratapi
begitu lama. Akhirnya timbul ide untuk kembali melanjutkan kebahagiaannya. Ia
mulai mempersiapkan ember-ember yang ia punya. Pemuda itu mengisi danau itu
dengan air-air sumur menggunakan ember. Pemuda itu sangat optimis meraih
tujuannya akan danau itu. Lima hari berlalu danau itu pun penuh dengan air.
Namun harapan tak sesuai dengan kenyataan. Danau itu kembali berisikan air.
Hanya saja keindahan flora dan faunanya tak seindah dahulu.
Karena melihat kondisi danau yang mulai tercemar. Serta tiada flora dan
fauna yang menghiasinya. Maka pemuda itu memutuskan untuk menutup danau dengan
tanah. Ia ingin benar-benar melupakan danau indah selama-lamanya. Dengan sekuat
tenaga ia mencangkuli gunung untuk menimbun danau.
Hingga pada akhirnya pemuda itu terkejut tak mengenali tempat tinggalnya.
Dia tak akan pernah melihat danau lagi. Sekarang ia pun tak akan pernah melihat
gunung lagi. Ia hanya bisa meratapi nasibnya yang malang. Ingatlah kawan, jika
kau mencintai sesuatu maka janganlah berlebihan hingga membuat sesuatu yang
mencintaimu kau hancurkan.
0 komentar:
Post a Comment