Gemericik direnda
oleh sapuan angin. Rintik demi rintik tersulam deru derasnya air yang mengalir.
Rajut haru di balik rinainya membuatku tersipu. Terbayang akan kenangan masa
lalu. Masa dimana gembira saat hujan bertamu. Masa kecil yang belum kenal
lelah, letih maupun berharganya waktu.
Sekarang hanya
senyum terukir dalam garis bibir ini. Mata ini mulai redup oleh beban cinta
yang duduk di pundak hati. Ia sulit dilupakan. Walau telah berulang kali
bangkit untuk melupakan. Ia yang juga sulit untuk ditaklukkan. Biduk jiwa ini
tak mampu menahan terjangan badai-badai cinta. Gelombang asmara ganas
menghantam menisakan duka lara.
Sadar diri
bahwa selalu ada lubang besar dalam jiwa ini. Sedangkan ia terlihat dengan
lebih banyak kesempurnaan. Aku berharap padanya? ha ha hanya sebuah impian
Jurang merindukan rembulan. tenggelam dalam legam dan getirnya asa dan
kehidupan.
0 komentar:
Post a Comment