Gerakan Menuju Pos Cita-cita "Cerpen, Puisi, Traveller, Motivasi dan Gaya Hidup menjadi tautan asa dalam sebuah Selasar Nektar Kata"

Semesta

Wednesday, March 30, 2016

Puisi: Tarian Rumpun Padi

My Babeh


Di daerah saya terhampar begitu banyak persawahan. Ia terjuntai pada rawa-rawa. Bahagiaku adalah saat panen atau saat tanam padi. Karena di masa itu masa paling sibuk-sibuknya seorang petani. JIka musim tanam padi tentu amatlah banyak belut-belut berkeliaran. Dan aku adalah salah seorang pemburu dari belut itu. Sedangkan di musim panen tiba. Selain sibuk membantu keprluan memanen. Aku juga tak lupa untuk menikmati aroma bahagia para petani.

Ada filosofi aneh dari seorang petani bahkan kebanyakan petani. Mereka sekali pun tak pernah takut gagal. Terbukti bila mereka gagal panen maka kemudian mereka tanam lagi. Karena ketika mereka menanam maka mereka akan selalu berharap panen. Sehingga mereka bekerja keras untuk merawat sang padi dengan baik. Panen atau tidak itu urusan Tuhan. Dibarengi dengan munajat yang tak henti-hentinya.


Tarian Rumpun Padi

Wahid Nur Hidayat

Kabut...
Sengajakah engkau memeluknya?
Bening embun menggigil ingin membelainya
Sapuan angin pagi melepasmu
Tarian-tarian gemulai rumpun padi
Melambai, meliuk mengajakku bernyanyi
Hening sejuk senyumnya menyapa hangat petani
Riuh suaranya tentram
Sengkedan hijau menyambut cakrawala
Tangga demi tangganya mendekat tinggi
Atau dia ingin tamasya ke angkasa?
Oh tidak...
Ia sedang merajut asa
Bersama benang putih laba-laba melilitnya erat
Aroma hangat canda mereka
Teruntai mewangi dalam bening elegi pagi


Jika kau ingin melihat keindahan sawah. Maka lihatlah setiap waktu. Di situ ada keindahan, Kebahagiaan, Dan Harapan. Bayangkan bila kau memandang saat pagi sebelum mentari datang menyambangimu. Ia yang masih terselimut oleh embun. Terbelai sepoi lembut angin dan menari-nari indah di balik senyum rekah yang mereka gariskan. Tarian menyambut sang mentari pagi untuk menyibakkan selaksa embun yang melilitnya.

#Teringat Rumah Orang Tua
#Rawajitu Utara, Mesuji

Share:

0 komentar:

Post a Comment

GEMPITA, Wahid Najmun Al-Farisi (Musafir Ilmu dan Cinta). Powered by Blogger.

Text Widget

"Jadilah sebaik-baik manusia, dengan selalu berbuat baik tanpa takut tak dihargai, tanpa takut tak mendapat balasan. Karena berbuat baikmu hanya ikhlas kepada Tuhan dan atas dasar kemanusiaan. Bukan karena satu pemikiran, satu agama, satu pandangan. Namun hanya satu tujuan untuk berbuat kebaikan kepada sesama."

Reriak Jiwa

Wikipedia

Search results

Sample Text

Jadikan setiap yang anda lihat, dengar dan rasakan menjadi pelajran berharga dalam hidup. Guru terbaik sepanjang zaman adalah Pengalaman. Tak peduli apakah itu pengalaman gagal atau kesuksesan.

"Tulisan adalah nyawa kedua setelah kematian"

Cloud Label

Video (4)

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Followers

Total Pageviews

Powered By Blogger

Label


Religion

Religion

Blog List

Translate

Labels

Blog Archive

Blogger templates