![]() |
My Babeh |
Di daerah saya terhampar begitu banyak persawahan. Ia terjuntai pada rawa-rawa. Bahagiaku adalah saat panen atau saat tanam padi. Karena di masa itu masa paling sibuk-sibuknya seorang petani. JIka musim tanam padi tentu amatlah banyak belut-belut berkeliaran. Dan aku adalah salah seorang pemburu dari belut itu. Sedangkan di musim panen tiba. Selain sibuk membantu keprluan memanen. Aku juga tak lupa untuk menikmati aroma bahagia para petani.
Ada filosofi aneh dari seorang petani bahkan kebanyakan petani. Mereka sekali pun tak pernah takut gagal. Terbukti bila mereka gagal panen maka kemudian mereka tanam lagi. Karena ketika mereka menanam maka mereka akan selalu berharap panen. Sehingga mereka bekerja keras untuk merawat sang padi dengan baik. Panen atau tidak itu urusan Tuhan. Dibarengi dengan munajat yang tak henti-hentinya.
Tarian Rumpun Padi
Wahid Nur Hidayat
Kabut...
Sengajakah engkau memeluknya?
Bening embun menggigil ingin membelainya
Sapuan angin pagi melepasmu
Tarian-tarian gemulai rumpun padi
Melambai, meliuk mengajakku
bernyanyi
Hening sejuk senyumnya menyapa
hangat petani
Riuh suaranya tentram
Sengkedan hijau menyambut
cakrawala
Tangga demi tangganya mendekat
tinggi
Atau dia ingin tamasya ke
angkasa?
Oh tidak...
Ia sedang merajut asa
Bersama benang putih laba-laba
melilitnya erat
Aroma hangat canda mereka
Teruntai mewangi dalam bening
elegi pagi
Jika kau ingin melihat keindahan sawah. Maka lihatlah setiap waktu. Di situ ada keindahan, Kebahagiaan, Dan Harapan. Bayangkan bila kau memandang saat pagi sebelum mentari datang menyambangimu. Ia yang masih terselimut oleh embun. Terbelai sepoi lembut angin dan menari-nari indah di balik senyum rekah yang mereka gariskan. Tarian menyambut sang mentari pagi untuk menyibakkan selaksa embun yang melilitnya.
#Teringat Rumah Orang Tua
#Rawajitu Utara, Mesuji
0 komentar:
Post a Comment