Gerakan Menuju Pos Cita-cita "Cerpen, Puisi, Traveller, Motivasi dan Gaya Hidup menjadi tautan asa dalam sebuah Selasar Nektar Kata"

Semesta

Thursday, April 7, 2016

Celoteh Hati: Ayah, Maafkanlah Anakmu


Ayah... Penuh tanggung jawab membimbingku. Walau aku lebih luluh kepada ibu daripada ayah. Namun ayah selalu mensupport ku dalam bisu, hanya renda berakit-rakit hingga ke samudera...

Keningmu yang kini terukir jelas benturan asa dan benteng peperangan. Aku  harus banyak belajar darimu Ayah... Kuingat sebuah adegan abu-abu, dimana aku mengajarkanku cara berhitung. Hingga aku meneteskan airmata karena saking bodohnya aku. Saat itu aku jengkel dengan perlakuanmu. Tapi setelah itu peringkat di SD maupun MTs ku melejit tak pernah tertandingi. Aku amat bersyukur mempunyai sosok ayah sepertimu. Maaf jika selama ini aku menganggap remeh dirimu. Karena sebelumnya hanya ibu saja yang terlihat seperti kuncup bunga yang baru saja mekar mewangi. Ternyata engkau tak kalah wanginya ayah.

Ada dua hal yang membuat kita bisa mengobrol berlama-lama. Yaitu tentang sepakbola dan ilmu. Dengan aktifnya aku di media membuatku terasa gampang bercerita tentang perkembangan sepakbola manapun di dunia ini. Sedangkan bila ilmu. Engkau dan ibu mungkin hanya lulusan SD. Namun telah membawaku hingga perguruan tinggi. Kau kini sering bertanya kepadaku tentang ilmu. Mulai saat ini aku mencoba untuk mengadopsi semua perjuanganmu, pengalamanmu dan semua hal baik tentangmu. Karena dengan begitu aku mampu menghadapi tantangan baru di masa depan lebih baik. Satu hal yang membuatku salut denganmu. Ketinggian tanggung jawab dan kegigihanmu.

Mari berbakti kepada keduanya..... Mereka adalah segalanya dimulai kita dalam kandungan hingga kita telah tiada kelak.... Jangan samapi sia-siakan mereka. Mereka aset berharga dalam hidup kita....

Salam Cintaku Untuk Ayah dan Ibu
Dari anakmu

Ayahku saat di sawah

Share:

0 komentar:

Post a Comment

GEMPITA, Wahid Najmun Al-Farisi (Musafir Ilmu dan Cinta). Powered by Blogger.

Text Widget

"Jadilah sebaik-baik manusia, dengan selalu berbuat baik tanpa takut tak dihargai, tanpa takut tak mendapat balasan. Karena berbuat baikmu hanya ikhlas kepada Tuhan dan atas dasar kemanusiaan. Bukan karena satu pemikiran, satu agama, satu pandangan. Namun hanya satu tujuan untuk berbuat kebaikan kepada sesama."

Reriak Jiwa

Wikipedia

Search results

Sample Text

Jadikan setiap yang anda lihat, dengar dan rasakan menjadi pelajran berharga dalam hidup. Guru terbaik sepanjang zaman adalah Pengalaman. Tak peduli apakah itu pengalaman gagal atau kesuksesan.

"Tulisan adalah nyawa kedua setelah kematian"

Cloud Label

Video (4)

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Followers

Total Pageviews

Powered By Blogger

Label


Religion

Religion

Blog List

Translate

Labels

Blog Archive

Blogger templates