Cinta adalah hal tersulit dalam hidup ini. Karena cinta yang tidak pada porsinya menyebabkan penggunanya celaka. Suatu contoh misal mencintai sesuatu barang secara berlebihan. Yaitu mencintai sendal misalnya. Kita pakai untuk shalat ke masjid. Karena sendal itu kita letakkan di hati. Maka yang ada ketika kita kehilangan sendal itu kita akan marah besar. Berbeda halnya bila sendal itu diletakkan pada tempatnya. Yaitu di kaki saja. Maka ketika hilang kita bisa lebih legowo. Tak akan pernah nggersulo.
Nah, mencintai sekedarnya saja. Maksudnya yang sedang-sedang saja seperti lagunya Bung Haji Rhoma Irama. Karena jika kita dicampakkan atau kehilangan tak berefek buruk pada apapun dan siapapun. Karena ada suatu kata-kata dari guru saya begini "Cintailah sesuatu itu sekedarnya saja, karena bisa jadi sesuatu tadi berbalik menjadi kebencian. Dan bencilah sesuatu itu sekedarnya juga. Karena bisa jadi esok atau lusa kau mencintainya". Intinya adalah cinta bisa menjadi benci. Begitupun dengan benci yang bisa menjadi cinta. Itulah problemanya.
Masalalu kita yang pernah pacaran atau yang saat ini masih pacaran. Seharusnya menjadikan pelajaran. Tanyakan pada hati anda. Apakah setelah pacaran anda merasakan lebih dekat dengan Tuhan? Merasa lebih baik, berwibawa atau bijaksana. Ingatlah ada beberapa penyakit pacaran diantaranya yaitu:
1. Aib menyebar
2. Wibawa menjadi hilang
3. Waktu habis memikirkannya
4. Banyak dijauhi teman
5. Dan masih banyak lagi.
Kita mungkin tak sadar ketika sedang dalam menjalin pacaran. Karena ketika pacaran atau minimal cinta kepada seseorang hati kita tertutup. Hati kita buta tertutup oleh kenistaan. Pernahkah anda dinasehati oleh seseorang? Misalnya dinasehati untuk tidak berpacaran? Apa yang akan anda jawab? Kurang lebih anda akan mencari cara atau jawaban yang bisa menangkalnya. Mulai dari pacaran ala Islami, pacaran ala syari'ah, pacaran ala-ala yang lainnya. Hemmm... Miris memang. Saya akui saya pernah pacaran, dan alasan klasik itu selalu saya layangkan dalam kanvas kehidupan. Saya bertaubat. Bahkan saya bertekad menyadarkan seseorang yang masih terjebak dalam jaring-jaring kelam yang mengatasnamakan cinta. Ketika mereka dinasehati maka mereka akan bilang "kakak saja pernah pacaran sama si dia kan?" ingatlah kawan. Seseorang punya masa lalu. Baik kelam atau berpendar terang bergemerlapan. Yang jelas ia tak akan rela orang yang dinasehati masuk dalam jurang yang sama yang pernah saya alami. Itu saja.
Untuk yang masih pacaran tenang saja. Saya tak menakut-nakuti atau mengancam. Coba dengarkan nasyid Tashiru yang berjudul Maaf Tuk Berpisah. Pahami dan selami. Kau akan mendapati bagaimana cinta sejati. Cinta sejati adalah cinta yang bermuara menyempurnakan agama. Cinta yang berpuncak pada kecintaan kepada RabbNya. cari saja lagunya.
*****
Maaf Tuk Berpisah
Album : Optimis Sajalah
Munsyid : Tashiru
http://liriknasyid.com
Munsyid : Tashiru
http://liriknasyid.com
Maaf Tuk Berpisah
Tashiru
Kau tahu tentang hatiku
Yang tak pernah bisa melupakanmu
Kau tahu tentang diriku
Yang selalu mengenangmu selamanya
*Kini Kusadari bahwa semua itu
Adalah salah dan juga keliru
Akan membuat hati menjadi ternodai
Reff :
Maafkan lah sgala khilaf yang tlah kita lewati
T’lah membawamu ke dalam jalan yang melupakan Tuhan
Kita memang harus berpisah tuk menjaga diri
Untuk kembali arungi hidup dalam ridlo Ilahi
Kutahu bahwa dirimu
Mendambakan kasih suci yang sejati
Kuyakin bahwa dirimu
Merindukan kasih saying yang hakiki
Kembali ke *, Reff
Dan bila takdirnya kita bersama
Pastilah Allah kan menyatukan kita
Kembali ke Reff
Tashiru
Kau tahu tentang hatiku
Yang tak pernah bisa melupakanmu
Kau tahu tentang diriku
Yang selalu mengenangmu selamanya
*Kini Kusadari bahwa semua itu
Adalah salah dan juga keliru
Akan membuat hati menjadi ternodai
Reff :
Maafkan lah sgala khilaf yang tlah kita lewati
T’lah membawamu ke dalam jalan yang melupakan Tuhan
Kita memang harus berpisah tuk menjaga diri
Untuk kembali arungi hidup dalam ridlo Ilahi
Kutahu bahwa dirimu
Mendambakan kasih suci yang sejati
Kuyakin bahwa dirimu
Merindukan kasih saying yang hakiki
Kembali ke *, Reff
Dan bila takdirnya kita bersama
Pastilah Allah kan menyatukan kita
Kembali ke Reff
******
Saya pernah mendapat nasehat dari seorang gurunya. Beliau berkata begini "Pacaran itu membuat seseorang menjadi bodoh". Saat itu saya tak percaya karena sedang dibutakan oleh cinta. Namun setelah saya memikirkannya ketika tak pacaran lagi. Saya mendapati banyaknya dosa yang diperbuat. Walau sekali pun tak pernah bersentuhan. Karena bercanda tawa dengan wanita itu membuat kita para lelaki bodoh. Mereka bukan muhrim kita bro. So jaga jarak aman dengan mereka para kaum hawa. Mereka adalah sebesar-besarnya fitnah di dunia ini. Tapi jangan lantas anda menjauhi ibu anda yang notabene juga wanita he he he... Intinya jaga jarak aman yaa....
Tulisan ini bukanlah sebuah nasehat. Tapi goresan ini adalah berdasar fakta yang pernah dijalani penulis. Biarlah penulis yang merasakan masuk jurang cinta. Tapi penulis tak mau bila melihat pembaca masuk dalam jurang yang sama. Ayo saling memeprbaiki diri. Salaing menasehati.
"Terlihat hina di mata kalian atas skenarioku jauh lebih baik daripada terlihat berwibawa namun kalian mengecewakanku" (Ini ungkapan untuk orang-orang sekitarku). Jadi jika pembaca yang belum mengenalku jangan membaca tulisan ini ya. Takutnya muter-muter ndak jelas... Upss... sudah terlanjur baca ya? Ndak papa yang penting jika anda masih pacaran segera belajar bagaimana memutuskan hubungan itu. Jika anda masih belum pacaran maka pertahankanlah. Lalu ditambah Selaksa perbaikan diri untuk jodoh kita kelak.
Wahid Najmun Al-Farisi
"Sang Musafir Ilmu dan Cita"
0 komentar:
Post a Comment