Puisi ini terinspirasi dari kisah yang kujalani sehari-hari. Bergelombang parau dalam lautan api. Berombak bunga dalam tenang dan heningnya jerami. Terima kasih telah menjadi inspirasi. Ini seruak hati sembilu atas tusukan panah cinta tanpa busur. Ya. panah itu syahdu dan menenangkan. Kini menjadi berapi berkarat lalu melepuhkan jiwa raga ini.
SEMERBAK BUNGA API
Oleh Wahid Nur Hidayat
Kicau ngigau menabrak parau
Celoteh senyap dalam gelap
Berisik di balik bilik cantik
Topeng cinta
Bungkam asmara
Racikan kata, terbata-bata
Membanjiri selokan hati
Benci bercampur asmara
Bak segelas susu dalam comberan
Getir, pahit mengernyit lentik
Kenapa sinar hangat mentari
Berubah menjadi lidah api?
Ngeri...
Nyeri menusuk ari
Pengap nurani disekap jari jemari
Sinis menatapku,
Namun mewangi menelisir ke sini
Ke arahku,
Lihat! Tatapan matanya kaku
Ekor matanya melirik tajam
Senyum seringai mengepul di luasnya angin
Entahlah...
Noda hitam kelam terbalut legam pada gelapnya malam
Merangsang hawa tajam tak terkendali
Seperti bunga api
Semerbak aromanya berpadu dengan panas mentari
Aku tetap mencintaimu
Dalam kebencian ini
Lampung Timur, 04-04-2016
![]() |
Namanya Saiful Anwar. My Brother |
0 komentar:
Post a Comment