BAHTERA ENGGAN BERLABUH
Wahid Nur Hidayat
Musafir Ilmu dan Cinta
Dalam Bisu
Letih dan rapuh
Hanya termangu
memandang
Tak dapat
berpejam
Sirna oleh
kemilau panah tanpa busur
Oh.. Dermaga
cinta
Bahteraku ragu
berlabuh
Biduk pun layu
menciutkan kepaknya
Namun deru
derasnya gelombang mendorongku
Hempasan badai
menerjangku
Tak berlabuh
aku rindu
Berlabuh pun
aku malu
Terasa tak
pantas
Hanya sebatas
siput bermimpi terbang
Sengaja aku
berlari dalam kubangan noda
Sedikit asa
menyibak rencana
Deburan waktu
Detakan
jantungku
Akan
menjawabnya
Hitam terlukis
dibola matamu
Pendarnya
sketsa air muka
Sosok bengis
legam, comberan rasa asam
Maaf...
Jika cinta ini
memahat gundah hatimu
Ukir tinta di
atas tariannya menyuburkanku
Layang syukur
inspirasi olehmu
Jika kau anggap
aku selalu berwajah pangeran di depanmu. Itu salah!
Bermanis madu selami
setiap kataku? Tidak!
Agar kau
melihatku? Mustahil!
Aku hanya seutas
topeng buram
Pecundang pendakian
Mengacak-acak awan hingga hitam
Menutupi semua
tentangku
Sekali lagi...
Neracamu tak
mampu hitung kisaran cintaku
![]() |
Saat bersama ayah di selat sunda |
0 komentar:
Post a Comment