Cipratan senja membasahi wajahku. "Wajah yang tetap manis dalam keadaan bagaimana pun" itulah kata-kata yang selalu terucap dari bibir seseorang perempuan itu. Perempuan itu adalah orang yang sering kusebut namanya dalam doa dan sebelum tidurku. Seringai senja mengingatkanku pada potret dahulu. Semburat wajah beliau tergambar sedang mengalirkan nasehat padaku. Getar-getar rindu beresonasi dalam garpu tala hati. Aku tahu bahwa kerinduan ini masih kalah besar dibanding dengan kerinduan ibu padaku. Aku tahu itu.
"Lee,,, Ndang mandi, wes sore kok ora mandi-mandi to?" kata ibu di sela-sela sinar surya yang mulai berpejam.
"Injeh Mak, sekedap maleh" kataku dari suatu ruangan kesayanganku. Itulah kamarku, tempatku mencurahkan isi hatiku pada seseorang sahabat pena. Surat itu telah aku lipat.
"Jane ngopo tho? kok jawabane engko-engko wae ket mau?" dengan nada marah beliau membuka pintu kamrku yang tak terkunci. Dengan sigap kulemparkan kertas lipatan tadi ke kolong tempat tidurku.
"Niki mpun ajenge bidal mamakku sayang he he"
mendengar jawaban itu dengan secepat kilat ibu mencoba mencubit pinggangku. Dengan cepat pula aku berlari. Beliau pun tertawa.
"Dadi bocah kok angel tenan kon mandi, sekolahe pinter kapok" itulah untaian kata-kata ibu.
beliau sangat berhati-hati dalam ucapan. Itulah seseorang wanita yang sampai saat ini dan selamanya akan berada dalam singgasana hatiku. Di sini aku hadir karena doa-doa, nasehat dan kerja keras beliau bersama ayah.
"Nyanyian Senja Merindukan Sang Ibu"
"Injeh Mak, sekedap maleh" kataku dari suatu ruangan kesayanganku. Itulah kamarku, tempatku mencurahkan isi hatiku pada seseorang sahabat pena. Surat itu telah aku lipat.
"Jane ngopo tho? kok jawabane engko-engko wae ket mau?" dengan nada marah beliau membuka pintu kamrku yang tak terkunci. Dengan sigap kulemparkan kertas lipatan tadi ke kolong tempat tidurku.
"Niki mpun ajenge bidal mamakku sayang he he"
mendengar jawaban itu dengan secepat kilat ibu mencoba mencubit pinggangku. Dengan cepat pula aku berlari. Beliau pun tertawa.
"Dadi bocah kok angel tenan kon mandi, sekolahe pinter kapok" itulah untaian kata-kata ibu.
beliau sangat berhati-hati dalam ucapan. Itulah seseorang wanita yang sampai saat ini dan selamanya akan berada dalam singgasana hatiku. Di sini aku hadir karena doa-doa, nasehat dan kerja keras beliau bersama ayah.
"Nyanyian Senja Merindukan Sang Ibu"
0 komentar:
Post a Comment