Gerakan Menuju Pos Cita-cita "Cerpen, Puisi, Traveller, Motivasi dan Gaya Hidup menjadi tautan asa dalam sebuah Selasar Nektar Kata"

Semesta

Sunday, June 26, 2016

Flash Fiction: Angkot Merah Berkarat



Angkot Merah Berkarat

Senyuman adalah sebaris ungkapan yang menyejukkan hati. Tentunya bila pada saat dan tempat yang tepat. Ia seringkali menjelma menjadi penyemangat dan gairah hidup. Walau terkadang bisa membuat seseorang kesal dengan senyuman yang berirama meledek. Namun menurut Fandi senyuman baginya adalah sesuatu yang selalu memonopoli hatinya. Bagaimana tidak? Fandi seringkali dibuat membisu oleh senyuman seorang wanita. Tapi hanya satu wanita ini saja yang membuatnya meleleh tak berdaya.
Suatu hari di sebuah halte Fandi menunggu angkot. Tanpa sengaja Sita−wanita yang selalu membuatnya terkesima lewat senyuman− duduk tak jauh pada halte yang sama. Fandi sama sekali tak berani menolehkan wajahnya walau hanya say hello. Fandi takut wanita itu senyum padanya. Sehingga membuat pikirannya berkelindan oleh setumpuk senyuman Sita. Fandi terlihat membentengi wajahnya dengan sepasang telapak tangannya. Serta bibir yang terus berkomat-kamit dalam gelombang dzikir.
Angkot bercat merah dengan sedikit renda karat. Secepat kilat aku berjalan menaikinya. Duduk perlahan mencari tempat paling strategis. Tiba-tiba Sita datang tepat duduk di depanku. Fandi paham dengan tas biru terhias berbagai pin yang menempel. Tanpa sengaja Fandi dongakkan kepalanya. Sehingga tepat memandang Sita. Wanita itu kini memakai topeng. Sita sudah bercadar. Dengan begitu Fandi tak tahu apakah Sita tersenyum atau tidak.
“Alhamdulillah” lirih terucap dari bibir Fandi.
Fandi tahu bahwa Sita sebenarnya sedang tersenyum. Karena terlihat dari pancaran matanya. Segera ia palingkan. Karena takut setan menggodanya lewat pandangan mata. Seraya komat-kamit dzikir istighfar. Angkot pun melaju dengan cepat. Bersamaan dengan silih bergantinya penumpang yang naik dan turun kembali.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

GEMPITA, Wahid Najmun Al-Farisi (Musafir Ilmu dan Cinta). Powered by Blogger.

Text Widget

"Jadilah sebaik-baik manusia, dengan selalu berbuat baik tanpa takut tak dihargai, tanpa takut tak mendapat balasan. Karena berbuat baikmu hanya ikhlas kepada Tuhan dan atas dasar kemanusiaan. Bukan karena satu pemikiran, satu agama, satu pandangan. Namun hanya satu tujuan untuk berbuat kebaikan kepada sesama."

Reriak Jiwa

Wikipedia

Search results

Sample Text

Jadikan setiap yang anda lihat, dengar dan rasakan menjadi pelajran berharga dalam hidup. Guru terbaik sepanjang zaman adalah Pengalaman. Tak peduli apakah itu pengalaman gagal atau kesuksesan.

"Tulisan adalah nyawa kedua setelah kematian"

Cloud Label

Video (4)

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Followers

Total Pageviews

Powered By Blogger

Label


Religion

Religion

Blog List

Translate

Labels

Blog Archive

Blogger templates