Pernahkah kau bermain air di waktu kecil? Hingga terkadang dimarahi orang tuamu karena kebandelanmu bermain air. Kau tahu bahwa air adalah lambang kehidupan. Dimana semua makhluk di muka bumi ini membutuhkan sebulir asa bernama air.
Banyak filosofi mengenai dirinya. Bahkan manusia dapat bertahan tanpa makan. Namun tidak tanpa air.
Air memiliki sifat mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Begitulah kodratnya. Jika ia tidak mengalir, maka air itu mudah kotor bahkan hingga keruh. Sehingga hilang beberapa manfaat darinya. Begitulah diri kita sebenarnya, yaitu terus bergerak berdampingan dengan perkembangan zaman. Jangan berdiam diri pada kegalauan, masalah hingga membisu menyalahkan kecanggihan zaman. Allah pun selalu menganjurkan hamba-Nya untuk selalu berusaha. Tanpa melupakan kekuatan doa yang dirapal dalam setiap jejak langkahnya. Teruslah mengalir berdampingan dengan perkembangan. Namun, bukan berarti larut dalam zaman sehingga terjermbab dalam comberannya. Melainkan di samping zaman. Berkembang tanpa melupakan wujud asli dirimu yang seperti air. "Thahirun Muthahhirun" yaitu, suci dan mensucikan.

Sifat lain dari air adalah cair. Sehingga terselip makna bahwa sebagai manusia hendaknya bersifat terbuka. Terbuka yang bagaimana? Lapang maaf atas kesalahan orang yang menyakiti kita. Menguarkan syukur atas apapun nikmat yang telah didapat. Bertendensi sabar ketika memang ujian melanda. Sabar ketika beberapa orang menginginkan kita untuk marah dan sebagainya. Kita mampu mengontrol diri kita tetap menjadi cair. Karena dengan begitu kita masih dapat bergemericik bila pun kita terjun. Berbuih atas suara lompatan kita. Tegar meski badai menghalang setiap laju kehidupan kita.
Sifat air selanjutnya adalah menguap bila terhunus sinar mentari. Kita para hamba Allah tentu pernah dilanda badai nestapa yang paling berat dalam hidup. Di situ terkadang sabar dan qanaah mencapai batasan hamba. Namun tetaplah bertawakkal kepadaNya. Karena air menguap menjadi gelayut mendung. Hingga mendung menjadi gemericik gerimis. Gerimis merinai dan rinai menghujam hujan. Berati setiap ada ujian yang menderamu, maka akan ada hikmah dan nikmat setelahnya. Bayangkan air yang menguap tak seberapa. Sedangkan air yang tumpah selanjutnya mengurai keberkahan dimana-mana.
Semoga Bermanfaat...
#Musafir
Salam Gempita!
0 komentar:
Post a Comment