Inisial “E-Paparazi” dan “L-Queen of Selfie”
Tahukah kalian
bahwa kehidupan ini penuh warna. Seringkali kita jumpai beragam apapun di dunia
ini. Hingga beragam pula sifat manusia. Namun sudahkah kalian tahu bahwa kita
bisa mendeteksi sifat seseorang? Dengan cara apa dan bagaimana? Saya akan “kupas”
di sini. Namun sayangnya saya tidak membawa pisau. Untuk itu, sebagai gantinya
saya akan membicarakan ini di ruang terbuka. Karena di ruang terbuka lah
sepoi-sepoi angin bisa menerjang sumilirnya. Jadi tak perlu susah-susah mencari
kipas angin.
Pertama,
lihatlah bagaimana seseorang itu melihat sesuatu. Ketika dia merespon senyum
dan mengangkat sedikit alisnya ke atas, maka bisa dipastikan bahwa dia adalah
pemilik sifat seseorang yang suka dengan apa yang tidak disukai orang lain. Semisal
mencuri foto tanpa izin. Atau sering kita sebut sebagai paparazi. Untuk yang ini saya punya Inisial “E”. Walaupun dalam
berjalannya waktu banyak dari teman-teman kita yang ikut andil menjadi bagian
dari paparazi itu. Sehingga tak
jarang grup BBM membludak oleh
beranda foto-foto kocak. Ya. Biasa disebut perang gambar.
Nah, cara
menghadapi sifat teman kita yang seperti ini sangat mudah. Yaitu cukup dengan
percaya diri. Apapun yang difoto oleh paparazi
tetaplah optimis bahwa itu foto terbaik kita. Karena si paparazi ini pandai dalam segala sudut
untuk memfoto kita. Dia juga pandai menyembunyikan kameranya. Ingat! Kuncinya adalah
percaya diri. Jadi, sebagai korban dari paparazi
janganlah risau. Semakin banyak foto-foto aneh tentang kita hasil jepret paparazi, tetaplah tersenyum. Karena belum
dalam satu dekade ke depan ada manusia se usil paparazi ini.
Kedua,
lihatlah bagaimana seseorang yang menjadi objek anda tersenyum. Ketika senyuman
itu terkena efek slow motion. Maka bisa
jadi itu adalah senyuman eksis. Nah, tipe ini adalah kebalikan dari yang
pertama tadi. Jika yang pertama sering mengambil orang tanpa izin. Maka yang
kedua ini suka mengambil gambarnya sendiri. Atau yang sering di sebut selfi. Ke tempat yang lumayan indah
dikit selfi. Beli bakso selfi. Makan tahu bulat selfi. Pantai selfi. Bagi mereka hidup tanpa selfi
ibarat langit tanpa bumi. Indah namun tidak ada tempat untuk melihatnya. Untuk tipe
yang kedua ini sangat menjamur di kalangan wanita. Walaupun beberapa orang pria
pun melakukannya. Salah satu yang sering kusebut Ratu Selfi adalah seseorang
berinisial “L”. Karena acapkali dia selfi
pagi atau sore hari. Upload fotonya bisa saja hingga tengah malam. Mungkin saja
dia tak bisa tidur bila belum upload.
Untuk sementara
ini dulu penelitian yang ngawur ini. Dari kedua tipe ini saya simpulkan bahwa
apa yang mereka lakukan adalah untuk dikenang. Baik untuk dirinya sendiri
maupun saat reunian satu angkatan. Tapi, ingatlah bahwa jangan sampai
berlebihan. Artinya menjadi paparazi
ataupun Ratu Selfi jangan sampai kelewatan. Karena ketika kelewatan, bisa
menyebabkan kecape’an. Kenapa? Bayangkan saja anda berniat berlari dari Kota A
ke Kota B, namun anda kelewatan hingga Kota G. Nah, yang seperti itu kan capek
pulangnya. Belum lagi kalau lagi sepi angkot. Ingat! Jangan sampai kelewatan,
karena kelewatan capek baliknya. He he he
0 komentar:
Post a Comment