Gerakan Menuju Pos Cita-cita "Cerpen, Puisi, Traveller, Motivasi dan Gaya Hidup menjadi tautan asa dalam sebuah Selasar Nektar Kata"

Semesta

Thursday, March 31, 2016

Cerita Komedi Inspirasi: Menjaga Lisan


Teringat cerita lucu dari seseorang yang merubah pola hidup penulis menjadi bermakna. Beliau bercerita tentang manfaat mejaga lisan. Karena awal mula dosa yang paling sering adalah melalui lisan. Coba bayangkan setiap kita berbicara apakah kita pernah memikirkan lawan bicara kita? Apakah mereka menerima dengan baik ucapan kita. Entah itu becanda, serius maupun yang lainnya tentu salah satunya pernah menyayat hati mereka. Kita mungkin merasa mereka tak tersakiti. Namun coba bayangkan sekali lagi. Pernahkan kita tersakiti dengan ucapan lawan bicara kita? Tentu sering sekali kan? Karena setiap orang punya ukuran dimana ia akan tersinggung dan sebagainya.
Ingatlah bahwa ucapan lisan seringkali terselip doa. Ia seperti ketukan pada pintu-pintu. Salah satunya atau semuanya pasti akan terkabul. Bagaimana pun keadaanya itu. Tak memandang bahwa itu becanda atau hanya benar-benar sebuah doa.
Pernahkah kita tersandung ketika berjalan? Atau terpeleset di jalan yang sanagt licin penuh lumut? Mungkin bisa dibilang kita kaget karena suatu hal. Digelitik oleh teman kita misalnya. Dikagetin teman juga sering. Terkadang bagi orang yang sering disebut latah ia akan mengucapkan sesuatu tanpa ia menyadarinya. Bisa nama hewan yang ia sebut, bisa tumbuhan dan lain sebagainya. Namun sebagai umat yang menjunjung tinggi agamanya adalah setiap ucapannya adalah dzikir kepada Allah ‘Azza Wa Jalla saja.
Upss... ceritanya mana yaa... Afwan sampai lupa... he he...

*****

Fajar tergaris di ufuk timur. Sinarnya bersahaja dalam balutan embun yang bening. Percik senyumnya menendang pipi. Pohon kelapa melambaikan asa bersama terbangnya burung-burung. Hari itu masih sangat pagi. Lorong-lorong jalan masih sepi. Ya. Di desa kecil ini hanya berpenduduk sekelumit. Hamparan sawah menyangga hidup mereka selama ini. Hidup dalam tiga masa. Yaitu zaman penjajahan, zaman merdeka dan zaman sekarang.
Di desa ini terdapat tiga gadis yang sangat cantik jelita. Kecantikan tiada yang menandingi di dunia ini. Burung memandang pun akan terjatuh akibat sayapnya lepas. Mata memandang mereka seakan copot dari akar retina. Kecantikan mereka bertiga hampir tak mampu diungkap dengan rajut maupun renda kata-kata. Hampir saja mereka meraih treble kesempurnaan. Namun tentunya kesempurnaan hanya milik Allah sahaja. Oh maaf saudara-saudara sekalian. Ternyata kecantikan mereka tujuh puluh enam tahun yang lalu. Jadi mereka sekarang sudah tidak gadis lagi. Cucu mereka telah berkeliaran di muka bumi ini. Ya. Walaupun mereka tetap menjadi trio yang solid. Terbukti dengan kebersamaan yang mereka jalin selama ini.
Suatu hari. Sinar surya perlahan mulai tenggelam. Kuning padi menyingkap bayang menguningnya senja di ufuk barat. Ia beranjak menuju malam. Tak lupa senja melambaikan tangannya. Berharap bahwa esok bertemu kembali. Senja sedikit menitikkan air mata melihat kerutan wajah gadis yang kini telah disebut nenek-nenek itu. Guratan menggaris abstrak pada wajahnya. Kirut dalam carut marutnya kehidupan membuat mereka tetap tegar di usianya. Ya. Senja menjelang malam. Artinya tak lama lagi mereka berpulang seperti senja berganti malam.
Duduk di tepi danau adalah hal yang sudah mereka lakukan bersama sejak mereka bersahabat. Bercanda tawa bersuka ria dalam hening danau.
“Kita dulu pernah cantik. Namun sekarang kecantikan itu hilang entah kemana rimbanya.” Salah seorang mereka memecah kesunyian malam. Dia adalah Tiyem.
“Benar. Kita telah kehilangan kecantikan itu. Mungkinkah kita bisa cantik kembali?” jawab salah eorang lagi yang duduk di atas batu pinggir danau itu. Ya. Dia bernama Poni lengkapnya adalah Ponijem.
“Bagaimana kalau kita mencari cara supaya cantik dan muda lagi? Kita pasti bisa... eee... diamboolll” nenek bernama Tijaniyem ini terpeleset di tepi danau. Maksud hati ingin berkaca pada jernihnya air. Namun semuanya tak pernah terwujud. Karena saat itu malam dan tiada cahaya terang di sana.
Percakapan mereka terus berlanjut asyik hingga malam menjelang. Mereka merencanakan sesuatu yang tak terduga. Di luar nalar manusia pada umumnya. Malam itu mereka bergerak mencari ramua herbal kecantikan. Tak berefek apapun pada diri mereka. Lalu mereka menyusuri orang yang ahli dalam kecantikan. Hingga pada dukun mereka kunjungi demi memasang susuk kecantikan. Namun hasilnya tetap nihil pada diri mereka.
Keteguhan mereka pada komitmen untuk cantik kembali. Tak akan mudah menyerah dengan halang rintang yang menghadang. Mereka bersatu sekuat tenaga untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Berbagai cara telah mereka lakukan. Hingga pada akhirnya salah satu dari mereka membuka peta wasiat orang tuanya. Mereka mencoba menganalisis apa yang dimaksudkan dalam inisial peta itu. Berjam-jam bergulir menuju hari yang cerah hingg malam gelap menerkam berganti ke tanggal dan waktu lainnya.
Akhirnya... mereka menemukan pesan yang tersirat di peta wasiat itu. Itu adalah peta destinasi pulau kecantikan. Siapa saja yang datang ke sana akan mendapat sesuai apa yang diinginkannya. Bergegas mereka mempersiapkan segala sesuatunya. Untuk jarak tempuh ratusan pulau yang harus mereka lampaui. Hanya dengan keteguhanlah mereka sampai di sana.
Sesampainya di sana. Mereka menemukan petunjuk pada sebuah danau kecil. Apabila seseorang berlari melompat ke dalam danau di barengi dengan teriakan kecantikan. Yaitu teriakan nama artis yang cantik yang mereka inginkan. Maka kecantikan mereka seperti apa yang mereka ucapkan. Dan kesempatan itu tak akan datang untk kedua kalinya. Yap. Kesempatan itu hanya satu kali pada setiap insan.
Hiyaaaaaaaaaaattttt.... Luna Maya.....” Byurrrrrrrrrrrr....rrrrr. Tiyem melompat dengan semangat. Menyelami danau dan akhirnya muncul ke permukaan dengan wajah secantik artis Luna Maya. Membuat Ponijem dan Tijaniyem iri dan tak sabar merasakan kecantikannya kembali.
“Yaaaaaa.....tttt.... Nikita Willy”....Byurrrrrrrrrrr...rrrrr. Ponijem akhirnya memiliki wajah yang tak kalah cantiknya dengan artis.
“Ha ha... selera kalian hanya lokal saja. Hem hemmm... lihat saja aku selera artis manca negara... “hiayaaaaaaaaattttt.....” saat berlari Tijaniyem tersandung batu kecil hingga membuat lajunya tak seimbang. Spontan ia mengucapkan “Wedus : (kambing)” byurrrrrrr rrr.... sama seperti kedua sahabatnya. Ia menyelami danau. Namun anehnya ia begitu lama muncul ke permukaan. Tiba-tiba “mbeekkkk.... mbekkkk” yang muncul ke permukaan adalah seekor kambing.
Kedua sahabatnya sedih karena tahu bahwa Tijaniyem kini telah menjadi seekor kambing. Dan tak ada kesempatan lain untuk merubahnya. Ia memang terkenal dengan latahnya yang sering diucapkannya. ia yang sedikit sombong dari sahabat yang lain. Namun mereka tetap akur. Walaupun mereka adalah bukan trio ideal lagi. Karena dua cantik bersama satu kambing. Namu kehidupan mereka tetap akur. Tijaniyem meratapi nasibnya. Ia menyesal lisannya mengucapkan kata-kata yang seharusnya tak diucapkannya. Akhirnya penyesalan hanya datang di akhir cerita.
*****
Sekian.....


Itulah pentingnya menjaga lisan. Karena ada pepatah berbunyi “sebaik-baik insan adalah yang selalu menjaga lisannya”. Berkatalah yang baik-baik, atau lebih baik diam. Karena adalah emas.
Oke. Terima kasih atas perhatiannya. Salam semangat untuk kita semua. Mari Jaga Lisan Kita! Jangan sampai orang lain tersakiti oleh apa yang kita ucapkan.

Share:

0 komentar:

Post a Comment

GEMPITA, Wahid Najmun Al-Farisi (Musafir Ilmu dan Cinta). Powered by Blogger.

Text Widget

"Jadilah sebaik-baik manusia, dengan selalu berbuat baik tanpa takut tak dihargai, tanpa takut tak mendapat balasan. Karena berbuat baikmu hanya ikhlas kepada Tuhan dan atas dasar kemanusiaan. Bukan karena satu pemikiran, satu agama, satu pandangan. Namun hanya satu tujuan untuk berbuat kebaikan kepada sesama."

Reriak Jiwa

Wikipedia

Search results

Sample Text

Jadikan setiap yang anda lihat, dengar dan rasakan menjadi pelajran berharga dalam hidup. Guru terbaik sepanjang zaman adalah Pengalaman. Tak peduli apakah itu pengalaman gagal atau kesuksesan.

"Tulisan adalah nyawa kedua setelah kematian"

Cloud Label

Video (4)

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Followers

Total Pageviews

Powered By Blogger

Label


Religion

Religion

Blog List

Translate

Labels

Blog Archive

Blogger templates