Hening dalam balur dan rajutan peluh. Mengalir angan menyusuri masa lalu. Kelam dan pendar terangnya menyibakkan asa dan harapan... Sesal yang sebaiknya kulakukan. Bukan membanggakan dosa dan legamnya noda masa lampau. Aku hidup pada masa yang penuh harapan. Dimana aku harus bertaubat dan menapaki kehidupan lebih baik lagi.
Sore ini Kusampaikan pada senja yang tak lama lagi segera berpejam. Bahwa aku akan memulai kehidupanku yang sesungguhnya. Aku sungguh tak peduli dengan yang mereka bicarakan tentangku. Aku ya tetap aku. Hidupku karena Allah saja.
Percikan debu mungkin saja masih ada. Namun sibak dan seka harapan akan selalu menghapusnya. Kalian akan melihat diriku. tak sedikit pun berubah dari diriku. Hanya saja aku mulai menemukan corak nuraniku. Corak dimana aku harus melukisnya dalam kanvas yang menatap masa depan. Dengan kuas dari zaman ke zaman mencoba kutelusuri mimpiku sebenarnya. Bersama kawan saudara bahkan siapapun yang siap mengibarkan bendera dan biduk mengarungi samudera. Menapak ribuan pulau dan mendaki jutaan puncak yang menghadang.
Sekali lagi aku butuh seorang sahabat... Aku segera mencarinya. Tentu tak mudah. Namun keyakinan hati dalam corak nurani membumbuiku dengan kobaran semangat membara...
0 komentar:
Post a Comment